Apayang dimaksud dengan puisi. SD. SMP. SMA SBMPTN & UTBK. Produk Ruangguru. Beranda; SD; Bahasa Indonesia; Apa yang dimaksud dengan puisi AA. Anonim A. 07 September 2020 02:37. Pertanyaan. Apa yang dimaksud dengan puisi. Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus! Imageri(imaji, daya bayang) Yang dimaksud imageri adalah kemampuan kata-kata yang dipakai pengarang dalam mengantarkan pembaca untuk terlibat atau mampu merasakan apa yang dirasakan oleh penyair. Maka penyair menggunakan segenap kemampuan imajinasinya, kemampuan melihat dan merasakannya dalam membuat puisi. Gaya bahasa apakah yang PengertianMusikalisasi Puisi Adalah. Secara umum yang dimaksud dengan pengertian musikalisasi puisi adalah bentuk seni perpaduan antara puisi dan musik. Demikian ini diartikan karena musikalisasi puisi terdiri atas 2 unsur yaitu puisi dan musik.Musikalisasi puisi dikatakan berhasil jika membacanya dengan intonasi yang benar, gerak tubuh dan IbnuBajah merupakan filosof pertama kali (sepengetahuan penulis) yang mencoba mengamati kepalsuan fenomena kasyaf kaum sufi secara ilmiah. Tentu yang dimaksud ilmiah di abad pertengahan ialah sejauh mana pandangan-pandangan yang diproduksi di masa itu sesuai dengan bangunan pemikiran filsafat Aristoteles, terutama ilmu tabiinya (ilmu alam). Inididefisinikan sebagai kecocokan fisik atau kesesuaian jasmani terhadap aktivitas fisik yang harus dilaksanakan. Tetapi kata “ fit ” yang terdapat dalam kata “ fitness ” juga dapat berarti kesehatan, sehingga terkadang ia juga dikaitkan dengan kesehatan jasmani. Kebugaran jasmani terdiri dari beberapa komponen penting, terkait 9oQPJ. Pengimajian atau daya bayangadalah kemampuan menciptakancitra atau bayangan dalam benakpembaca. Dengan daya bayang, puisitidak hanya digunakan sebagaisarana memberitahukan apa yangdialami atau dirasakan penulis saja,melainkan juga sebagai alatmerasakan apa yang dirasakan,melihat apa yang dilihat, danmendengar segala sesuatu yangdidengar oleh penulis. Daya bayangdapat penulis ciptakan denganmenempuh beberapa cara yang diantaranya 1 penggunaan kata-katakias, 2 penggunaan lambang-lambang, dan 3 penggunaanpigura-pigura bahasa, sepertimetafora, metonimia, personifikasi,dan digunakan untukmemberi gambaran yang jelas,menimbulkan suasana khusus,membuat lebih hidup gambarandalam pikiran dan pengindraan,untuk menarik perhatian, untukmemberikan kesan mental, ataubayangan visual penyairmenggunakan gambaran-gambaranangan. Unsur-unsur puisi terdiri dari unsur fisik dan unsur batin puisi. Unsur unsur fisik, diantaranya daya bayang/pengimajian, bahasa figuratif, bait, rima, dan irama, diksi/pilihan kata, tata wajah/tipografi, dan enjambemen. Adapun yang termasuk unsur batin puisi adalah tema, perasaan, nada dan suasana, dan amanat. Berikut akan diuraikan satu per satu pengertian dari masing-masing unsur tersebut. Daya bayang pengimajian Menurut Jabrohim 2003 36, segala sesuatu yang berkaitan dengan citra ataupun citraan dinamakan pencitraan atau pengimajian. Jabrohim menganggap bahwa citraan sebagai sarana utama untuk mencapai kepuitisan. Kepuitisan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang menarik perhatian, keaslian ucapan, sesuatu yang menimbulkan perasaan kuat, membuat sugesti yang jelas, dan menghidupkan pikiran. Puisi bagi penyair bukan sekadar alat memberitahukan apa yang dialami atau dirasakan melainkan sekaligus juga sebagai alat mengajak pembaca ikut serta merasakan apa yang dirasakan, melihat apa yang dilihat, dan mendengar segala yang didengar. Suharianto 2005 40 mendefinisikan daya bayang sebagai kemampuan menciptakan citra atau bayangan dalam pembaca. Dalam hal ini, pembaca harus mampu menangkap daya bayang atau pengimajian dalam puisi yang dibaca. Menurut Esten 1992 31, pengimajian berfungsi menciptakan atau membangun suatu imajinasi atau citra tertentu. Sedangkan menurut Waluyo 2003 10, pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Puisi bagi penyair bukan sekadar alat memberitahukan apa yang dialami atau dirasakan melainkan sekaligus juga sebagai alat mengajak pembaca ikut serta merasakan apa yang dirasakan, melihat apa yang dilihat, dan mendengar segala yang didengar. Pengimajian bisa berupa imaji visual, imaji auditif dan imaji taktil. Imaji visual menampilkan kata atau kata-kata yang menyebabkan apa yang digambarkan penyair lebih jelas seperti dapat dilihat oleh pembaca. Imaji auditif pendengaran adalah penciptaan ungkapan oleh penyair sehingga pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang digambarkan oleh penyair. Imaji taktil perasaan adalah penciptaan ungkapan oleh penyair yang mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut terpengaruh perasaannya. Bahasa Figuratif Panuti Sujiman dalam Jabrohim 2003 42, mengartikan bahasa figuratif merupakan bahasa yang mempergunakan kata-kata yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan dari susunan aslinya yang biasa dengan maksud mendapatkan kesegaran dan kekuatan ekspresi. Menurut Jabrohim 2003 42, bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu. Umumnya, bahasa figuratif digunakan untuk menghidupkan lukisan, untuk lebih mengonkritkan dan mengekspresifkan perasaan yang diungkapkan. Dengan demikian, pemakaian bahasa figuratif dapat menyebabkan konsep yang abstrak terasa lebih dekat pada pembaca. Pembaca akan lebih mudah untuk menghayati atau mendalami makna dalam puisi. Pada dasarnya, bahasa figuratif tidak jauh berbeda dengan majas atau gaya bahasa. Bahkan oleh Waluyo, bahasa figuratif disamakan dengan majas. Keraf 2008 113, mengatakan bahwa gaya bahasa merupakan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Dengan demikian, majas atau gaya bahasa yang digunakan dalam puisi mempunyai ciri yang khas dan berbeda dengan gaya bahasa yang digunakan selain puisi. adapun gaya bahasa yang sering digunakan dalam puisi adalah gaya bahasa kiasan. Misalnya simile, metafora, personifikasi, dan epik-simile. Versifikasi Jabrohim 2003 53 mengatakan bahwa versifikasi meliputi ritma, rima, dan metrum. Ritma merupakan kata pungut dari bahasa Inggris rhythm. Umumnya ritma ini dikenal dengan irama. Sesuai pernyataan tersebut, irama suatu puisi hanya akan terlihat ketika puisi tersebut dibaca sehingga dalam pembelajaran menulis puisi ini, ritma atau irama tidak terlalu dipentingkan. Rima atau rhyme adalah istilah lain untuk persajakan atau persamaan bunyi. Jabrohim 2003 54 mengartikan rima sebagai pengulangan bunyi di dalam baris atau larik puisi, pada akhir baris puisi, atau bahkan pada keseluruhan baris dan bait puisi. Rima meliputi onomatope tiruan bunyi-bunyi, bentuk intern pola bunyi misalnya aliterasi, asonansi, persamaan awal, persamaan akhir, sajak berulang, dan sajak penuh, repetisi, dan persamaan bunyi. Adapun metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu. Dalam pembelajaran menulis puisi ini metrum juga tidak terlalu dipentingkan karena sama seperti irama, metrum ini berkaitan ketika puisi tersebut dibaca. Suharianto 2005 45 mengemukakan pendapatnya bahwa rima adalah persajakan atau persamaan bunyi. Sedangkan irama adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau cepat lambatnya kata atau baris-baris suatu puisi bila puisi tersebut dibaca. Sesuai pernyataan tersebut, rima dan irama suatu puisi hanya akan terlihat ketika puisi tersebut dibaca. Rima dan irama ini merupakan alunan yang dibentuk oleh perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendeknya bunyi, keras lembutnya tekanan, dan tinggi rendahnya nada. Diksi/Pilihan Kata Jabrohim 2003 35 mengatakan seorang penulis harus mampu memahami dengan lebih baik tentang kata dan maknanya, mampu memilih kosakata yang tepat dan sesuai dengan situasi yang dihadapi. Keraf 2010 24 memperjelas lagi bahwa diksi adalah kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, serta kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pendengar. Dari beberapa pengertian di atas terlihat bahwa diksi berperan penting dalam pencapaian keefektifan penulisan puisi. Keefektifan puisi akan tercapai melalui pemilihan kata-kata yang tepat oleh penulis. Dengan kemampuan memilih kata dan memahami penggunaan kata yang tepat, maka puisi yang diciptakan akan menampakkan unsur keindahannya pula. Tata Wajah atau Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang paling awal terlihat ketika membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama Jabrohim 2003 54. Menurut Suharianto 1981 37, tipografi disebut juga ukiran bentuk, yaitu susunan baris-baris atau bait-bait suatu puisi. Termasuk dalam tipografi adalah penggunaan huruf-huruf untuk menuliskan kata-kata suatu ataupun penggunaan tanda baca. Sedangkan menurut Aminuddin 1995 146, tipografi merupakan cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual. Perlu diketahui bahwa setiap penyair mempunyai karakteristik sendiri dalam menulis puisi. Salah satu karakteristik yang paling menonjol dapat dilihat adalah tipografi atau tata wajah yang diciptakan. Ada yang menggunakan huruf kecil semua, ada yang menggunakan huruf kapital di setiap awal baris/larik, ada yang diakhiri dengan titik di setiap akhir baris, ada pula yang tidak menggunakan titik. Bahkan, ada juga yang menggunakan tipografi penyusunan baris yang unik. Sesuai pengertian di atas, dapat dirumuskan pengertian tipografi adalah susunan baris-baris dan bait-bait suatu puisi dan juga penggunaan huruf-huruf dan tanda baca yang diciptakan oleh penyair penulis puisi. Kata Konkret Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca Jabrohim 2003 41. Dalam hal ini penyair berusaha untuk mengonkritkan kata-kata agar dapat menyaran pada arti yang menyeluruh. Selain itu, Waluyo 2003 9 menambahkan bahwa dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair. Sarana Retorika Menurut Jabrohim 2003 57, sarana retorika adalah muslihat pikiran. Maksud dari muslihat pikiran yang diungkapkan Jabrohim ini berupa bahasa yang tersusun untuk mengajak pembaca berpikir. Sarana retorika ini berbeda dengan bahasa figuratif dan citraan. Bahasa figuratif dan citraan bertujuan untuk memperjelas gambaran atau mengonkritkan sesuatu melalui perbandingan, sedangkan sarana retorika adalah alat untuk mengajak pembaca berpikir supaya lebih menghayati gagasan yang dikemukakan. Tema Menurut Suharianto 2005 39, tema disebut juga pokok permasalahan, karena puisi merupakan media untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarangnya. Hanya harus diakui, untuk mengetahuinya lebih sulit karena puisi umumnya menggunakan kata-kata kias atau perlambangan. Untuk itu diperlukan kecerdasan dan kejelian pembaca untuk menafsirkan kiasan-kiasan atau perlambang-perlambang yang dipergunakan penyair. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada umumnya tema puisi dinyatakan penyairnya dengan cara tersirat. Waluyo 2003 17 menambahkan, tema adalah gagasan pokok subjek- matter yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema merupakan inti pokok dari sebuah puisi. Seorang pembaca sedikit banyak harus tahu latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi terebut. Tema bersifat khusus, objektif, dan lugas. Diantara contoh tema yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan, cinta, kemanusiaan, patriotisme, kegagalan hidup, alam, kritik sosial, dan kesetiakawanan. Perasaan, Nada, dan Suasana Waluyo 2003 37 mengemukakan bahwa nada menunjukkan sikap penyair terhadap pembaca, kemudian dari sikap penyair itulah tercipta suasana puisi. Perasaan, nada, dan suasana tidak dapat dipisahkan Jabrohim, 2003 66. Ketiganya memang memiliki keterkaitan sendiri. Perasaan merupakan suasana hati penyair saat menulis puisi, sedangkan nada merupakan sikap penyair kepada pembaca dan suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Jabrohim 2003 67 mengemukakan bahwa amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Dalam buku yang lain, Waluyo 2003 40 menambahkan bahwa amanat atau pesan merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Jadi, amanat dapat dirumuskan sendiri oleh pembaca. Pada intinya amanat adalah suatu pesan tersirat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan makna tersirat yang disampaikan penyair dalam puisinya. Hakekat Menulis Puisi

apa yang dimaksud daya bayang pada puisi