Antara Penanaman pohon di Kaki Gunung Gede Pangrango. PLATFORM Shopee kembali melanjutkan program #ShopeeTanamHutanIndonesia melalui permainan "Shopee Tanam" guna membantu pelestarian lingkungan. Sebelumnya program serupa dilaksanakan April tahun ini dengan aksi tanam 2.000 pohon di Hutan Kota Pesanggrahan bilangan Jakarta Selatan. KompilasiKaidah Hukum 76. Amar. Lain-lain 116362. Bebas 623. Gugur 1106. Kabul 13115. Membatalkan 1667. Memperbaiki 763 Kegiatanpenanaman pohon dilakukan pada tanggal 27 Juli 2022, dengan bibit pohon yang ditanam sebanyak 15 bibit. Pelaksanaannya dibantu oleh teman kelompok kecil beserta ketua RT.18. Kegiatan ini diawali dengan mencari tempat strategis untuk menanam pohon. Kemudian saya menyiapkan bibit pohon, pupuk organik, dan alat-alat yang diperlukan. Tapiperlu diingat tidak boleh (haram) menanam sesuatu di tanah milik orang lain tanpa keridhoannya dan jika dilanggar maka boleh bagi si pemilik tanah untuk mencabutnya. ุงู„ู…ุฌู…ูˆุน ุฌ ูกูค ุต ูขูฅูฆ. Adapunhukum buah yang jatuh dari pohon milik orang lain yaitu sebagaimana hukum buah yang berada di dalam pagar (jika ada pembatas atau dalam satu kawasan) yaitu tidak boleh mengambilnya. Demikian uraian mengenai hukum mengambil buah jatuh dari pohon milik orang lain. Semoga bermanfaat. Wallaahu a'lam bishshawaab. Author; 6wY67. Akibat daripada COVID-19 yang melanda kita hari ini, ramai di antara kita yang mengalami masalah ekonomi dan kewangan. Ada yang dibuang kerja dan ada juga dalam kalangan graduan yang bertungkus-lumus mencari kerja. Semuanya adalah ujian hidup yang perlu ditempuh. Disebabkan itu, ramai yang mula mengambil inisiatif sendiri untuk mengawal masalah itu. Ada yang mula berniaga kecil-kecilan sama ada secara sendiri atau menjadi dropship dan sebagainya, itu adalah sebuah permulaan yang baik untuk membantu kehidupan sendiri. Ada juga yang mula bercucuk tanam. Selain menjadikannya sebagai hobi baru bagi mengisi masa lapang, ia juga adalah untuk mencari wang poket sementara menunggu panggilan kerja. Namun, perlu diambil perhatian akan tanaman tersebut; pada tanah siapa ia ditanam. Ia bukanlah perkara yang kecil kerana ia juga melibatkan hak orang lain. Jika anda menanam pokok sawi di atas tanah orang lain tanpa meminta izin, maka ia dikira sebagai perbuatan melakukan sesuatu tanpa meminta izin. Bayangkan jika sebenarnya tuan tanah tidak meredai perbuatan anda. Jadi, perbuatan itu sudah dikira berdosa. Tuan tanah pula tidak berhak ke atas pohon-pohon yang anda tanam kerana ia bukan miliknya. Bukankah itu sudah menimbulkan masalah. Disebabkan itu, jika anda berniat ingin menanam pohon di atas tanah orang, perlulah memina izin terlebih dahulu. Beritahu dengan jelas apa sebab di sebalik perbuatan tersebut, sama ada kerana tiada tanah dan sebagainya. Jika pohon itu sudah ditanam tanpa menyedari bahawa ia sudah memasuki kawasan orang lain, berbincanglah dengan elok untuk meminta izinnya. Jika tuan tanah tidak bersetuju, maka anda perlu akur kerana ia bukan hak anda. Gunakan perbincangan dua hala agar ia boleh memberi kebaikan kepada kedua-dua pihak. Sebagaimana ada sebuah kisah yang diceritakan pada zaman nabi SAW, iaitu Maksud โ€œSamurah memiliki sederet pohon kurma yang tumbuh di kebun milik seorang Ansar. Tempat tersebut didiami oleh orang Ansar tersebut bersama keluarganya. Beliau sering memeriksa pohon-pohon kurmanya termasuk pohon yang tumbuh di tanah orang Ansar itu. Kedatangannya mengganggu dan menyebabkan orang Ansar itu merasa tidak nyaman. Orang Ansar menawarkan kepada Samurah agar menjual pohon itu kepadanya. Samurah menolak. Kemudian, dia meminta agar Samurah memindahkan pohon itu. Samurah juga menolak. Akhirnya orang Ansar itu mengadu kepada Nabi SAW. Baginda meminta kepada Samurah untuk menjual pohon itu, namun Samurah menolaknya. Baginda kemudian meminta Samurah untuk memindahkan pohon kurmanya, dia juga menolaknya. Kemudian, nabi berkata โ€œHadiahkan pohon itu kepadanya dan untukmu ada ganjaran demikian dan demikian.โ€ Baginda menyebut perkara yang disukai oleh Samurah. Samurah bagaimanapun tetap menolak dan Nabi berkata โ€œEngkau ini memang pengganggu.โ€ Nabi kemudian berkata kepada orang Ansar itu โ€œPergilah, silakan tebang sahaja pokoknya.โ€ Hadis Riwayat Abu Daud, no. 3636 Justeru, dapat difahami di sini bahawa perlu meminta izin untuk menanam pokok di atas tanah orang. Jika empunya bersetuju, maka dibolehkan. Namun, jika tidak, maka tidak boleh dilakukan dan berdosa jika masih diteruskan. Wallahu aโ€™alam. Rujukan Mufti Wilayah Berminat menulis berkaitan Islam? Hantarkan artikel anda di sini Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma baโ€™du Berikut ini pembahasan tentang ghasb atau merampas, mudah-mudahan risalah ini Allah jadikan ikhlas karena-Nya dan bermanfaat. Taโ€™rif definisi ghasb Kata Ghasb disebutkan dalam Alquran. Allah berfirman, ุฃูŽู…ูŽู‘ุง ุงู„ุณูŽู‘ูููŠู†ูŽุฉู ููŽูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู„ูู…ูŽุณูŽุงูƒููŠู†ูŽ ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู†ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ุจูŽุญู’ุฑู ููŽุฃูŽุฑูŽุฏุชูู‘ ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽุนููŠุจูŽู‡ูŽุง ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ูˆูŽุฑูŽุงุกูŽู‡ูู… ู…ูŽู‘ู„ููƒูŒ ูŠูŽุฃู’ุฎูุฐู ูƒูู„ูŽู‘ ุณูŽูููŠู†ูŽุฉู ุบูŽุตู’ุจู‹ุง โ€œAdapun perahu itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan perahu itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas setiap bahtera.โ€ Al Kahfi 79 Ghasb secara bahasa artinya mengambil sesuatu secara zalim. Sedangkan menurut istilah fuqaha adalah mengambil dan atau menguasai hak orang lain secara zalim dan aniaya dengan tanpa hak[1]. Ghasb adalah haram. Allah Subhanahu wa Taโ€™ala berfirman ูŠูŽุงุฃูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ูŽู‘ุฐููŠู†ูŽ ุกูŽุงู…ูŽู†ููˆุง ู„ุงูŽุชูŽุฃู’ูƒูู„ููˆุง ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงู„ูŽูƒูู… ุจูŽูŠู’ู†ูŽูƒูู… ุจูุงู„ู’ุจูŽุงุทูู„ู โ€œWahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batilโ€ฆโ€ฆ...โ€ QS. An Nisaaโ€™ 29 Di samping itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ู„ุงูŽ ูŠูŽุญูู„ูู‘ ู…ูŽุงู„ู ุงู…ู’ุฑูุฆู ู…ูุณู’ู„ูู…ู ุฅูู„ุงูŽู‘ ุจูุทููŠู’ุจู ู†ูŽูู’ุณู ู…ูู†ู’ู‡ู โ€œTidak halal mengambil harta seorang muslim kecuali dengan kerelaan dirinya.โ€ HR. Abu Dawud dan Daruquthni, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jamiโ€™ no. 7662 Ketika khutbah wadaaโ€™, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุฏูู…ูŽุงุกูŽูƒูู…ู’ุŒ ูˆูŽุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงู„ูŽูƒูู…ู’ุŒ ูˆูŽุฃูŽุนู’ุฑูŽุงุถูŽูƒูู…ู’ุŒ ุจูŽูŠู’ู†ูŽูƒูู…ู’ ุญูŽุฑูŽุงู…ูŒุŒ ูƒูŽุญูุฑู’ู…ูŽุฉู ูŠูŽูˆู’ู…ููƒูู…ู’ ู‡ูŽุฐูŽุงุŒ ูููŠ ุดูŽู‡ู’ุฑููƒูู…ู’ ู‡ูŽุฐูŽุงุŒ ูููŠ ุจูŽู„ูŽุฏููƒูู…ู’ ู‡ูŽุฐูŽุง โ€œSesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu terpelihara antara sesama kamu sebagaimana terpeliharanya hari ini, bulan ini dan negerimu ini.โ€ HR. Bukhari dan Muslim Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ู„ุงูŽ ูŠูŽุฒู’ู†ููŠ ุงู„ุฒูŽู‘ุงู†ููŠ ุญููŠู†ูŽ ูŠูŽุฒู’ู†ููŠ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูุคู’ู…ูู†ูŒุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุดู’ุฑูŽุจู ุงู„ุฎูŽู…ู’ุฑูŽ ุญููŠู†ูŽ ูŠูŽุดู’ุฑูŽุจู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูุคู’ู…ูู†ูŒุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุณู’ุฑูู‚ู ุญููŠู†ูŽ ูŠูŽุณู’ุฑูู‚ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูุคู’ู…ูู†ูŒุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽู†ู’ุชูŽู‡ูุจู ู†ูู‡ู’ุจูŽุฉู‹ุŒ ูŠูŽุฑู’ููŽุนู ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ูููŠู‡ูŽุง ุฃูŽุจู’ุตูŽุงุฑูŽู‡ูู…ู’ ุญููŠู†ูŽ ูŠูŽู†ู’ุชูŽู‡ูุจูู‡ูŽุง ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู…ูุคู’ู…ูู†ูŒ โ€œTidaklah seseorang berzina dalam keadaan beriman, tidaklah seseorang meminum minuman keras ketika meminumnya dalam keadaan beriman, tidaklah seseorang melakukan pencuria dalam keadaan beriman dan tidaklah seseorang merampas sebuah barang rampasan di mana orang-orang melihatnya, ketika melakukannya dalam keadaan beriman.โ€ HR. Bukhari dan Muslim As Saaโ€™ib bin Yazid meriwayatkan dari bapaknya bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda ู„ูŽุง ูŠูŽุฃู’ุฎูุฐู’ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ุนูŽุตูŽุง ุฃูŽุฎููŠู‡ู ู„ูŽุงุนูุจู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุฌูŽุงุฏู‹ู‘ุงุŒ ููŽู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุนูŽุตูŽุง ุฃูŽุฎููŠู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุฑูุฏูŽู‘ู‡ูŽุง ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ โ€œJanganlah salah seorang di antara kamu mengambil tongkat saudaranya baik main-main maupun serius. Jika salah seorang di antara kamu mengambil tongkat saudaranya, maka kembalikankah.โ€ HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan ia menghasankannya. Hadits ini dihasankan pula oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Abi Dawud dan Shahih At Tirmidzi Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Umamah secara marfuโ€™ disebutkan ู…ูŽู†ู ุงู‚ู’ุชูŽุทูŽุนูŽ ุญูŽู‚ูŽู‘ ุงู…ู’ุฑูุฆู ู…ูุณู’ู„ูู…ู ุจููŠูŽู…ููŠู†ูู‡ูุŒ ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽูˆู’ุฌูŽุจูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽู‡ู ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฑูŽุŒ ูˆูŽุญูŽุฑูŽู‘ู…ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ู’ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉูŽยป ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฑูŽุฌูู„ูŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ูŠูŽุณููŠุฑู‹ุง ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูˆูŽุฅูู†ู’ ู‚ูŽุถููŠุจู‹ุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽุฑูŽุงูƒู โ€œBarangsiapa yang mengambil harta saudaranya dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkan masuk surga. Lalu ada seorang yang bertanya, โ€œWahai Rasulullah, meskipun hanya sedikit?โ€ Beliau menjawab, โ€œMeskipun hanya sebatang kayu araak kayu untuk siwak.โ€œ Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุดูุจู’ุฑู‹ุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฃูŽุฑู’ุถู ุธูู„ู’ู…ู‹ุงุŒ ููŽุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ูŠูุทูŽูˆูŽู‘ู‚ูู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ู…ูู†ู’ ุณูŽุจู’ุนู ุฃูŽุฑูŽุถููŠู’ู†ูŽ โ€œBarangsiapa yang mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan mengalungkan tujuh bumi kepadanya.โ€ Oleh karena itu orang yang melakukan ghasb harus bertobat kepada Allah Subhaanahu wa Taโ€™ala dan mengembalikan barang ghasb kepada pemiliknya serta meminta maaf kepadanya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุธู’ู„ูŽู…ูŽุฉูŒ ู„ุฃูŽุญูŽุฏู ู…ูู†ู’ ุนูุฑู’ุถูู‡ู ุฃูŽูˆู’ ุดูŽู‰ู’ุกู ููŽู„ู’ูŠูŽุชูŽุญูŽู„ูŽู‘ู„ู’ู‡ู ู…ูู†ู’ู‡ู ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุŒ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ูŠูŽูƒููˆู†ูŽ ุฏููŠู†ูŽุงุฑูŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฏูุฑู’ู‡ูŽู…ูŒ ุŒ ุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุนูŽู…ูŽู„ูŒ ุตูŽุงู„ูุญูŒ ุฃูุฎูุฐูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ุจูู‚ูŽุฏู’ุฑู ู…ูŽุธู’ู„ูŽู…ูŽุชูู‡ู ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽูƒูู†ู’ ู„ูŽู‡ู ุญูŽุณูŽู†ูŽุงุชูŒ ุฃูุฎูุฐูŽ ู…ูู†ู’ ุณูŽูŠูู‘ุฆูŽุงุชู ุตูŽุงุญูุจู‡ู ููŽุญูู…ูู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ยป . โ€œBarangsiapa yang pernah menzalimi seseorang baik kehormatannya maupun lainnya, maka mintalah dihalalkan hari ini, sebelum datang hari yang ketika itu tidak ada dinar dan dirham. Jika ia memiliki amal saleh, maka diambillah amal salehnya sesuai kezaliman yang dilakukannya, namun jika tidak ada amal salehnya, maka diambil kejahatan orang itu, lalu dipikulkan kepadanya.โ€ HR. Bukhari Jika barang ghasb masih ada, maka dikembalikan seperti sedia kala. Namun jika sudah binasa, maka dengan mengembalikan gantinya. Menanam tanaman atau pohon atau membuat bangunan di atas sebuah tanah ghashb rampasan Barangsiapa yang menanam di tanah rampasan, maka tanaman itu milik yang punya tanah, dan bagi perampas memperoleh nafkah. Hal ini, jika tanaman belum dipetik, adapun jika sudah dipetik, maka pemilik tanah tidak berhak selain upah. Pohon yang ditanam juga wajib dicabut, demikian juga bangunan yang dibuat juga harus dirobohkan. Dalam hadits Raafiโ€™ bin Khudaij disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ู…ูŽู†ู’ ุฒูŽุฑูŽุนูŽ ูููŠ ุฃูŽุฑู’ุถู ู‚ูŽูˆู’ู…ู ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ุฅูุฐู’ู†ูู‡ูู…ู’ุŒ ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฒูŽู‘ุฑู’ุนู ุดูŽูŠู’ุกูŒ ูˆูŽู„ูŽู‡ู ู†ูŽููŽู‚ูŽุชูู‡ โ€œBarangsiapa yang menanam di sebuah tanah milik sebuah kaum tanpa izin mereka, maka ia tidak berhak memperoleh dari tanaman itu sedikit pun, dan untuknya perampas nafkah yang dikeluarkannya.โ€ HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan ia menghasankannya, dan Ahmad, ia berkata โ€œSesungguhnya saya berpegang kepada hukum tersebut atas dasar istihsan; dengan menyelisihi qiyas.โ€ Abu Dawud dan Daruquthni juga meriwayatkan dari hadits Urwah bin Az Zubair bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญู’ูŠูŽุง ุฃูŽุฑู’ุถู‹ุง ููŽู‡ููŠูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู„ูุนูุฑู’ู‚ู ุธูŽุงู„ูู…ู ุญูŽู‚ูŒู‘ โ€œBarangsiapa yang menghidupkan tanah, maka tanah itu menjadi mililknya, dan untuk keringat orang yang zhalim tidak memiliki hak.โ€ Urwah berkata, โ€œTelah memberitakan kepadaku orang yang menceritakan hadits ini kepadaku bahwa ada dua orang yang bertengkar lalu menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Yang satu menanam pohon kurma di tanah milik yang lain. Maka Beliau menetapkan tanaman tersebut untuk pemilih tanah karena tanahnya dan memerintahkan kepada pemilik pohon kurma untuk mengeluarkan pohon itu darinya. Ia berkata, โ€œSungguh, saya melihatnya ketika pohon kurma itu dipotong akarnya dengan kapak, padahal pohon itu adalah pohon kurma yang tinggi.โ€ Syaikh Shalih Al Fauzan dalam al-Malkhash Fiqhiy berkata, โ€œJika orang yang melakukan ghasb telah membuat bangunan di tanah rampasannya atau menanam di atasnya tanaman, maka ia harus melepas bangunan itu atau mencabut tanaman itu, jika pemiliknya meminta demikian. Jika tindakannya itu sampai membekas ke tanah yang dirampasnya, maka ia wajib mengganti rugi kekurangannya, di samping ia juga harus menghilangkan sisa-sisa tanaman dan bangunan sehingga ia menyerahkan tanah kepada pemiliknya dalam keadaan baik. Ia pun wajib membayar upah standar dari sejak merampas sampai menyerahkannya, karena ia mencegah pemiliknya untuk memanfaatkan di masa itu dengan tanpa hak. Jika ia merampas sesuatu dan menahannya hingga menjadi murah harganya, maka harus menanggung kekurangannya menurut pendapat sahih.โ€ Jia barang yang dirampas bercampur dengan barang lainnya yang bisa dibedakan seperti gandum dengan syaโ€™ir, maka perampas wajib membersihkannya dan mengembalikannya. Namun jika bercampur dengan barang yang sulit dibedakan, seperti gandum dengan gandum, perampas wajib mengembalikan barang itu; ada berapa takar atau timbangan ketika diambilnya sebelum dicampur? Jika dicampur dengan dengan barang yang di bawahnya atau lebih baik darinya atau tidak sejenis, namun sulit dibedakan, maka campuran itu dijual, lalu diberikan seukuran harganya masing-masing. Dan jika barang rampasan berkurang nilainya jika secara terpisah, maka perampas menanggung kekurangannya. Disebutkan oleh para fuqaha, ุงู„ู’ุฃูŽูŠู’ุฏููŠ ุงู„ู’ู…ูุชูŽุฑูŽุชูู‘ุจูŽุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุฏู ุงู„ู’ุบูŽุงุตูุจู ูƒูู„ูู‘ู‡ูŽุง ุฃูŽูŠู’ุฏููŠู’ ุถูŽู…ูŽุงู†ู โ€œTangan-tangan yang muncul di atas tangan perampas semuanya adalah tangan tanggungan.โ€ Maksudnya Tangan-tangan di mana barang rampasan berpindah kepadanya melalui jalan perampas semuanya menanggung jika binasa. Dengan demikian, jika orang kedua mengetahui hakikat sebenarnya dan bahwa orang yang memberikan barang kepadanya adalah perampas, maka ia harus menanggungnya karena ia berbuat zhalim dengan kesengajaan diketahuinya tanpa izin pemiliknya. Namun jika orang kedua tidak mengetahui keadaan sebenarnya, maka yang menanggung adalah perampas orang pertama. Jika barang rampasan adalah yang biasa disewa, maka perampas wajib mengganti upah semisalnya standar selama barang itu berada di tangannya. Karena manfaat adalah harta yang jelas nilainya, maka wajib ditanggung seperti menanggung barang. Semua tindakan ghaasib perampas adalah batal, karena tidak ada izin pemiliknya. Jika seseorang merampas sesuatu dan ia tidak mengetahui di mana pemiliknya serta tidak mampu mengembalikannya, maka ia bisa serahkan kepada hakim yang akan menaruhnya di tempat yang benar atau ia sedekahkan memakai nama pemiliknya. Sehingga jika disedekahkan, maka pahalanya untuk pemilik barang dan si perampas sudah lepas tanggungan. Bersambungโ€ฆ Wallahu aโ€™lam wa shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalhihi wa shahbihi wa sallam. Oleh Ustadz Marwan bin Musa Marajiโ€™ Fiqh Muyassar Fii Dhauโ€™il Kitab was Sunnah beberapa ulama, Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq, Al Mulakhash Al Fiqhiy Shalih Al Fauzan, Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan At Tirmidzi dll. Sumber [1] Jika mengambil harta orang lain secara rahasia dari tempat yang terjaga, maka hal itu disebut pencurian. Jika mengambilnya secara kekerasan, maka hal itu adalah muhaarabah dan jika mengambilnya karena menguasai, maka hal itu adalah ikhtilas jambret dan jika mengambilnya saat ia diamanahi, maka hal ini disebut khianat. KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28

hukum menanam pohon di tanah orang lain